Berita Kotim
4 Tahun Siswa dan Guru SMPN 3 Sampit Berjuang Jalani Proses Belajar dengan Gangguan Bau Sampah
Guru dan siwa SMPN 3 Sampit sudah empat tahun terakhir berjuang menjalani proses belajar sambil menghidup bau sampah yang mengganggu konsentrasi
Penulis: Ahmad Supriandi | Editor: Sri Mariati
TRIBUNKALTENG.COM, SAMPIT - Guru dan siwa SMPN 3 Sampit sudah empat tahun terakhir, harus menjalani proses belajar mengajar sambil menghirup bau tak sedap.
Bau tersebut berasal dari depo sampah yang tidak jauh dari SMPN 3 Sampit, mungkin jaraknya hanya beberapa meter dari ruang kelas.
Kepala Sekolah SMPN 3 Sampit Siti Khadijah, sejak awal keberatan jika depo sampah tersebut dibangun berdekatan dengan sekolah.
Lokasi depo sampah tersebut di Jalan Christopel Mihing, Kelurahan Baamang Tengah, Kecamatan Baamang, Kotawaringin Timur (Kotim).
Khadijah berencana membangun lapangan untuk menunjang pembelajaran di bidang olahraga.
Namun niatnya tersebut urung terjadi karena pemerintah sudah merencanakan hal lain yaitu membangun depo sampah.
Pembangunan depo sampah ini dimulai pada 2018 dan mulai beroperasi pada 2019.
Meski pihak sekolah keberatan Pemkab melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH), saat itu menjanjikan depo sampah tidak akan mengganggu proses belajar mengajar.
Khadijah keberatan bukan tanpa alasan, bukan hanya karena rencananya membangun lapangan namun Khadijah khawatir bau dari sampah yang menumpuk akan mengganggu murid-muridnya.
Baca juga: Pasca Perayaan Malam Tahun Baru di Sampit, Terowongan Nur Mentaya Masih Banyak Sampah
Baca juga: Berita Viral Tak Ingin Bergabung Satu Rumah, Dua Anak Tega Buang Orangtua Kandung ke Tempat Sampah
"Waktu itu dari DLH mengatakan tidak akan ada penumpukan di depo sampah, pembangunannya sesuai prosedur jadi baunya tidak akan keluar," ujar Khadijah pada Tribunkalteng.com Senin (15/1/2024).
Kekhawatiran Khadijah, kini terbukti hingga saat ini murid dan guru di SMPN 3 Sampit selalu terganggu proses belajar mengajarnya, karena bau sampah yang menusuk dari depo sampah tersebut.
"Guru sering mengeluhkan proses belajar mengajar yang tidak nyaman, murid-murid pun sulit berkonsentrasi," kata Khadijah.
Khadijah masih ingat bagaimana murid-murid, yang kelasnya paling dekat dengan depo sampah tersebut berlarian keluar kelas karena tak tahan dengan bau yang berasal dari depo sampah tersebut.
"2019 pertama kali murid-murid keluar kelas mengeluh karena bau, saya langsung menyuruh penjaga sekolah untuk membeli masker," tutur Khadijah.
Walaupun menggunakan masker tak bisa dipungkiri suasana belajar akan lebih nyaman jika tidak ada bau yang mengganggu.
Film 'Ternyata Aku Korban' Kolaborasi Apik Siswa SMAN-MAN Kotim, 'Perang' Pelaku Bullying |
![]() |
---|
Modus Pesan Makanan, Pria Punya Luka Wajah Bobol Kotak Amal Rumah Makan di Sampit Kotim |
![]() |
---|
Jadwal Perbaikan Jembatan Sei Lenggana, Jalur Sampit–Pangkalan Bun Kalteng Ditutup |
![]() |
---|
Pesan BPBD Kotim, Kewaspadaan Karhutla di Kotawaringin Timur |
![]() |
---|
Wakil Ketua DPRD Kotim Rudianur Ingatkan Karhutla Perbatasan, Perkuat Koordinasi Antarwilayah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.